Senin, 25 Agustus 2014

Arti Lagu Wrecking Ball by Miley Cyrus



"Wrecking Ball"
Bola Penghancur
We clawed, we chained our hearts in vain
Kita mencakar, kita merantai hati kita dengan sia-sia
We jumped never asking why
Kita melompat tanpa pernah bertanya mengapa
We kissed, I fell under your spell.
Kita bercumbu, aku berada di bawah mantramu
A love no one could deny
Cinta yang tak dapat dipungkiri siapapun

Don't you ever say I just walked away
Jangan pernah berkata bahwa aku pergi
I will always want you
Aku kan selalu menginginkanmu
I can't live a lie, running for my life
Aku tak dapat menjalani kebohongan dalam hidupku
I will always want you
Aku kan selalu menginginkanmu

Minggu, 17 Agustus 2014

Dua Pelajaran Berharga dari Dapurku



Tidak terasa aku sudah menghirup udara Arkansas selama 3 minggu. Seminggu lagi aku akan didepak dari University of Arkansas, kampus sementara yang membekaliku dengan sebaskom ilmu untuk bekalku nanti menghadapi perkuliahan yang sebenarnya di Central Michigan University. Kutengok kulkasku; ada begitu buanyak persediaan makanan yang harus kuhabiskan. 2 minggu di sini aku puasa, jadi tidak banyak makanan yang masuk ke dalam gentong perutku. Karena sabtu ini seharian aku libur, di saat yang lain masih tertidur nyenyak, aku mengobrak-abrik dapur. Ada sekantong besar kentang, 5 pond wortel, 5 iris daging ikan,  sebongkah brokoli, segayung bunga kol dan setengah lusin telur. Semuanya aku bantai tanpa ampun. Tomat, cabe, bawang aku iris-iris tipis. Aku banting semuanya ke dalam panci. Terakhir, aku oleskan pasta tomat dan bumbu nasi goreng yang kubawa dari Indonesia.  Jadilah, ‘orak-arik-membabi-buta-pagi-hari’.
 
Kampus Satu Bulan..oh indahnya..
Sebagian kentang aku rebus. Karena terlalu lama direbus, kentangnya terlalu lembek untuk dibuat perkedel. Hasilnya, saat digoreng, si kentang melebur dengan minyak jagung. Payah nih..bikin perkedel aja ga bisa. Sebaskom adonan perkedel akhirnya aku panggang di oven.
Dan bagaimana hasilnya?
Aku tidak mau memfotonya. Sungguh karya cipta yang membuat sakit mata dan sakit perut.

Dengan segala niat baik, aku mengundang teman-teman sekelas untuk mencicipinya. Namun, yang datang hanyalah berbagai alasan. "Imas, tadi aku barusan sarapan," "Imas, aku baru baca postinganmu.Maaf, aku kesiangan!" Tapi ada juga yang jujur, "maaf, perutku rentan dengan masakan pedas." Semua sudah tau bahwa yang kumasak lebih pantas disebut “mercon” daripada “masakan”. Hanya satu yang bersedia datang dan rela kujadikan korban; Rudi Hartono, dari Indonesia juga. Masakan yang harusnya disikat oleh orang sekampung hanya dihabiskan oleh kami berdua. Tentu, masih banyak yang tersisa.
“Rud, nanti makan siang ke sini lagi ya!”
“Mau masak apa lagi, Mas?”
“Ya enggaklah..habisin yang ada aja..”
“Eh..enggak deh, Mas..makasih..kayaknya nanti siang aku masih kenyang.”
Masih kenyang??? Meski IQ-ku cuma setinggi pohon kelapa, tapi aku paham apa yang dimaksud Rudi dengan “masih kenyang”.

Kini, tiba giliran bersih-bersih dapur. Semua kulit kentang, wortel, tangkai brokoli, dan sampah makanan lainnya aku masukkan ke dalam sink dapur. Karena tak kuat melumat semua sampah dalam sekejap, si sink ngadat dan mogok kerja. Air bekas cucian piring mulai menggenang dan hampir tumpah ke lantai. Panik langsung merayap. Kuambil panci terbesar untuk membuang genangan air ke luar apartemen. 7 kali bolak balik (persis sejumlah sa’I dari shofah ke marwah). Teman-teman seapartemenku langsung kuberi peringatan:
“Jangan pakai sink dulu!”
Lalu, datanglah Chang dari apartemen sebelah.
“Coba kamu pakai dishwasher. Antara dishwasher dan sink itu satu saluran. Jadi, kalau dishwashernya dipake, nanti saat pembuangan air, baik dari dishwasher maupun sink keluarnya barengan.” Begitulah kira-kira yang kutangkap.
Kebetulan, peralatan masak dan makan tadi belum kucuci. Semuanya langsung kumasukkan dishwasher dan kunyalakan tombolnya. Cucian akan beres selama satu jam. Oh..nikmatnya hidup tanpa cucian…
Namun, saat dishwasher bekerja, air di sink makin meluap tanpa henti! Kali ini ditambah lagi busa putih menjijikkan yang kuduga berasal dari dishwasher. Bolak-balik lagi, aku mengangkut air dan membuangnya ke halaman belakang apartemen.

Senin, 11 Agustus 2014

Jilbabku; Bagaimana Kabarmu?



Di penghujung minggu pertama, Spring International Language Program (SILC) University of Arkansas mengadakan dinner antara peserta program dan staffnya di rumah Dr. Lanier, sang Program Director. Rumahnya tidak terlalu besar, namun penuh sesak oleh barang-barang antik yang ia dapatkan dari puluhan negara; Dr. Lanier sudah menjelajahi hampir separuh dunia! (Ouch…One of my dreams!)

Di saat yang lain makan, aku memandangi bunga(dan piring di belakangnya)
Saat yang lain sudah mulai mengiris-iris daging steaknya masing-masing, aku masih meringis-ringis, menanti jam 8.30, waktu magrib di daerah setempat. Kami duduk memanjang dan saling berhadapan. Di depanku adalah Wayne, salah seorang instruktur bahasa kami. Di tahun akademik normal, Wayne adalah dosen di University of California Berkeley, salah satu kampus impian tingkat dunia. Melihatku tengah meneteskan air liur, Wayne berusaha memalingkan perhatianku dari steak menggiurkan itu.

“Imas, I’m gonna ask you something. Menurutmu, orang yang tidak memakai kerudung adalah orang yang tidak baik?”

Selasa, 15 Juli 2014

Berburu Beasiswa ke Amerika Part 5 (PDO, VISA)


Kawan, sudahkah kau baca kisahku dalam Part 4 mengenai musim kelabu akan penantian yang menggebu? Jika sudah, baiklah… kulanjutkan kisah piluku itu.
 
30 April
Daripada menggantungkan hidup pada kepastian namun sepertinya tidak pasti, aku segera melangkahkan diri pada tindakan nyata; mengurus cuti Undip. Andaikata tak ada kampus Amerika sana yang mau menerimaku, setidaknya aku bisa kembali pada pelukan Mas Undip meski ia pernah kuabaikan satu semester lamanya. Ditemani suami dan sepeda motor tua, kami merayapi pantura dari Batang menuju Semarang sejak dini hari.
Dari mulai staff jurusan, staff fakultas, hingga ketua jurusan bertanya mengapa aku mengambil cuti. Kujawab saja, “masalah ekonomi." Memang, pada saat itu, dunia perdompetanku sedang tipis setipis-tipisnya. Untuk makan saja, aku dan suami harus makan sepiring berdua; dan biasanya nambah hingga tiga kali.

1 Mei
26 tahun yang lalu aku dilahirkan di tanggal ini. Semestinya hari ini membahagiakan; setidaknya kejutan spesial dari suamiku. Pagi buta saat ku buka mata; aku terkejut karena tak ada kejutan, tak ada kado, tak ada kue; yang ada hanya lilin bekas mati lampu. Suamiku hanya mengucapkan selamat ulang tahun sambil sepintas lalu. Kubuka Facebook; dari puluhan ucapan yang berdatangan; suamiku tak menulis apapun di dindingku! (Yang kusadari kemudian; kenapa dia harus menulis di dindingku kalau kami tinggal sedinding dan seatap?)
Oh…hanya itu saja kah? Di hari spesial ini, harusnya ia menghiburku! Ia yang paling tau betapa remuk redamnya mimpi yang sempat kubingkai. Ia yang paling mengerti mengapa terkadang pandanganku seakan menerawang. Ia yang melihatku setiap jam membuka email, berharap kabar baik itu datang. Ia yang langsung memahami mengapa emosiku terkadang naik turun dan moodku seringkali jatuh ke jurang terdasar.
Dan seharian itu aku memantapkan hati dan berniat secara sungguh-sungguh dan menyeluruh untuk tidak berbicara setengahpatahkatapun padanya.
Namun, saat paginya berniat seperti itu, siangnya tiba-tiba aku melihat bungkusan kado di kamar. Ingin rasanya mengucapkan terimakasih. Tapi….karena sudah niat ngambek seharian, aku melanjutkan aksi mengunci mulutku; kecuali untuk makanan (bahkan saat gosok gigipun aku tutup mulut).

2 Mei
Di Jumat siang yang panas ini,
Dear Imas,
I am pleased to inform you that you have received official admission to the Master’s program in American Literature at Southern Illinois U, Edwardsville. Congratulations!
ALHAMDULILLAH….

Jumat, 20 Juni 2014

A – Z PERBURUAN BEASISWA


A : Allah, Alhamdulillah, AMINEF, Amerika, Anugerah
Alhamdulillah, Allah telah menganugerahkanku beasiswa S2 ke Amerika melalui yayasan AMINEF.
B : Belajar
Belajar adalah tujuan utamaku. Jalan-jalan dan bersenang-senang adalah konsekuensi tak terhindarkan dalam mencapai tujuan utama.
C : Cemas Capek Capi Cecep Ceria
Karena proses perburuan ini memakan waktu hingga setahun, rasa capek akan penantian dan cemas akan kepastian menghinggapi hati ini. Namun, apapun yang terjadi, harus tetap optimis sekaligus pasang wajah yang cecep ceria!
D : Do’a
Senjata orang yang beriman adalah do’a.  Jika kita memiliki senjata, maka kita siap menghadapi musuh yang menghadang. Namun, senjata doa harus diasah dengan usaha agar tidak tumpul.
E :  Education
Senator Amerika, William Fulbright menyatakan bahwa "Education is a slow moving but powerful force. Pendidikan secara perlahan memiliki cara terdahsyat untuk mendamaikan dunia. Hal ini senada dengan novel Three Cups of Tea yang didasarkan dari pengalaman nyata Greg Mortenson di Pakistan. Mortenson menyadari bahwa untuk mempromosikan perdamaian dunia, pendidikan adalah misi terhebat.
F : Fulbright
Oleh karena Senator William Fulbright mengalokasikan sejumlah besar anggaran pemerintah untuk pendidikan, itulah mengapa beasiswa ini disebut Fulbright Scholarship.
G : Going the Extra Mile
Ungkapan ini sejalan dengan tagline beberapa iklan motor yaitu Selalu Di Depan dan Selangkah Lebih Maju. Going the Extra Mile kurang lebih berarti di manapun ataupun posisi apapun kita berada, pencapaian kita sebaiknya di atas rata-rata. Jika kita adalah mahasiswa, maka alangkah baiknya jika kita tidak hanya mengerjakan tugas yang ditugaskan, namun memperkaya diri dengan ilmu yang bisa didapat dari sumber lain. Jika kita adalah salesman, bos pasti akan memuji atau bahkan memberi bonus jika pencapaian penjualan melebihi dari target. Jika kita adalah ular, maka jadilah ular python yang berbadan sebesar pohon kelapa agar musuh langsung mengkeret saat melihat kita. Karena saya adalah seorang anak, saya berharap orang tua bangga dan tak menyesal telah melahirkan saya. Karena saya adalah seorang ibu, saya berharap anak saya memiliki ibu yang bisa ia andalkan untuk meniti kehidupan bersama. Karena saya adalah seorang istri, saya pastikan suami saya melangkahi macan hidup jika minta nikah lagi. Yang terakhir ini serius!
H : Hidup
Live your life to the fullest!
I : Impian
Kuliah gratis ke luar negeri adalah impianku sejak kecil yang dulu terasa amat mustahil. Sedangkan impian masa remajaku adalah bernyanyi duet dengan Ariel NOAH. Mustahil juga kah?
J : Jakarta
Setidaknya aku harus bolak-balik Jakarta 3 kali. Tes GRE umum, GRE Sastra dan wawancara visa.
K : Konsekuensi
Life is about how to deal with the consequences of the choices that you choose!
Konsekuensi dari pergi kuliah lagi adalah berhadapan kembali dengan dosen-dosen yang akan menimpukiku dengan buku-buku yang wajib dibaca dan tugas-tugas yang harus dilakukan.
L : Letter of Reference
Surat referensi atau surat rekomendasi merupakan salah satu perlengkapan administrasi beasiswa. Surat ini bisa kita minta ke dosen atau atasan jika kita sudah bekerja. Saat melamar, hanya dibutuhkan satu saja, namun jika kita sudah terpilih sebagai kandidat, AMINEF akan meminta tambahan 2 surat rekomendasi.
M : Muhammad Sodiqur Rifqi
Makhluk Tuhan paling tampan yang manis luar dalam. Ia bagaikan kopi bali yang membuatku ketagihan dan melek sepanjang hari. 5 tahun yang lalu, saat kami baru saja mengikat hati, aku harus meninggalkannya setahun ke Amerika. Ia dengan sabar dan setia menungguku. Sebentar lagi, aku juga harus meninggalkannya dengan alasan yang sama ke negara yang sama. Susul aku secepatnya, sayang….!