Selasa, 15 Juli 2014

Berburu Beasiswa ke Amerika Part 5 (PDO, VISA)


Kawan, sudahkah kau baca kisahku dalam Part 4 mengenai musim kelabu akan penantian yang menggebu? Jika sudah, baiklah… kulanjutkan kisah piluku itu.
 
30 April
Daripada menggantungkan hidup pada kepastian namun sepertinya tidak pasti, aku segera melangkahkan diri pada tindakan nyata; mengurus cuti Undip. Andaikata tak ada kampus Amerika sana yang mau menerimaku, setidaknya aku bisa kembali pada pelukan Mas Undip meski ia pernah kuabaikan satu semester lamanya. Ditemani suami dan sepeda motor tua, kami merayapi pantura dari Batang menuju Semarang sejak dini hari.
Dari mulai staff jurusan, staff fakultas, hingga ketua jurusan bertanya mengapa aku mengambil cuti. Kujawab saja, “masalah ekonomi." Memang, pada saat itu, dunia perdompetanku sedang tipis setipis-tipisnya. Untuk makan saja, aku dan suami harus makan sepiring berdua; dan biasanya nambah hingga tiga kali.

1 Mei
26 tahun yang lalu aku dilahirkan di tanggal ini. Semestinya hari ini membahagiakan; setidaknya kejutan spesial dari suamiku. Pagi buta saat ku buka mata; aku terkejut karena tak ada kejutan, tak ada kado, tak ada kue; yang ada hanya lilin bekas mati lampu. Suamiku hanya mengucapkan selamat ulang tahun sambil sepintas lalu. Kubuka Facebook; dari puluhan ucapan yang berdatangan; suamiku tak menulis apapun di dindingku! (Yang kusadari kemudian; kenapa dia harus menulis di dindingku kalau kami tinggal sedinding dan seatap?)
Oh…hanya itu saja kah? Di hari spesial ini, harusnya ia menghiburku! Ia yang paling tau betapa remuk redamnya mimpi yang sempat kubingkai. Ia yang paling mengerti mengapa terkadang pandanganku seakan menerawang. Ia yang melihatku setiap jam membuka email, berharap kabar baik itu datang. Ia yang langsung memahami mengapa emosiku terkadang naik turun dan moodku seringkali jatuh ke jurang terdasar.
Dan seharian itu aku memantapkan hati dan berniat secara sungguh-sungguh dan menyeluruh untuk tidak berbicara setengahpatahkatapun padanya.
Namun, saat paginya berniat seperti itu, siangnya tiba-tiba aku melihat bungkusan kado di kamar. Ingin rasanya mengucapkan terimakasih. Tapi….karena sudah niat ngambek seharian, aku melanjutkan aksi mengunci mulutku; kecuali untuk makanan (bahkan saat gosok gigipun aku tutup mulut).

2 Mei
Di Jumat siang yang panas ini,
Dear Imas,
I am pleased to inform you that you have received official admission to the Master’s program in American Literature at Southern Illinois U, Edwardsville. Congratulations!
ALHAMDULILLAH….