Jumat, 30 Januari 2015

Catatan Singkat untuk Para Pemimpi

Dahulu kala, di sebuah kampung sunyi terpencil, seorang anak kecil bermimpi ke Amerika karena ia mendengar bahwa Backstreet Boys dan Britney Spears berasal dari sana. Sontak saja ia berdoa dan berdoa pada Tuhan, entah bagaimana caranya agar ia bisa hinggap di Amerika. Dan, dengan cara yang ajaib dan perlahan, gadis kecil dekil itu bisa menjejakkan kakinya di negeri yang dipimpin Obama itu sampai dua kali. Ya, dua kali! Tiap kali Obama terpilih jadi presiden, tiap kali itu pula ia ke Amerika, dan mengunjungi rumahnya (meski cuma sampai batas pagar White House saja).

udah malem, Obama dah bobok. Kalo pagi, mungkin dia keliatan lagi nyapu halaman.

Dan..gadis kecil itu sekarang berubah menjadi wanita tembem bernama Imas Istiani, alias saya. Saya pertama kali ke Amrik melalui program beasiswa Global Undergraduate Program 2009/2010 yang dikelola AMINEF selama 10 bulan. Bersama 9 peserta lainnya dari seluruh Indonesia, kami diberangkatkan sendiri-sendiri karena ditempatkan di kampus yang berbeda. Saya sendiri ditempatkan di Humboldt State University, California. Kampus kecil yang terletak di daerah yang begitu asri dan indah dengan pepohonan besar, tinggi dan kuno, hampir mirip dengan lokasi film Twilight. Sejak pertama kali menjejakkan kaki, hingga harus hengkang dari sana, saya tak berhenti bersyukur karena mendapatkan kesempatan untuk belajar dan menimba ilmu sebanyak-banyaknya (sekaligus jalan-jalan sesering mungkin).


Terpaksa maen ke Disneyland, biar adikku yang cewek ngiri, heheh



Pepohonan tua nan tinggi, cocok untuk para vampir ganteng. Cullen..aku siap dimangsa niiiih....

Secara akademis, saya merasa puas karena bisa mengakses perpustakaan nyaman yang buka hingga jam 2 malam, dosen-dosen yang professional dan terbuka, teman-teman yang begitu ramah dan menyenangkan, dan tugas-tugas menumpuk yang harus dikumpulkan. Di luar dunia akademis, saya beruntung bisa mengukir labu Halloween, mencecap salju, menapaki Hollywood, menyentuh patung Liberty, berkunjung ke (pagar) rumah Presiden Obama dan tersesat di belantara kota New York.


Contoh anak yang berbakti..selalu membawa foto Bapaknya.


Pengalaman belajar di Amerika juga membantu saya untuk menapaki dunia kerja yang sebelumnya terlihat mustahil di mata saya. Selesai kuliah, saya diterima kerja di Trans7 di program Bukan Empat Mata. Selepasnya dari Trans7, saya mendapat amanat mengajar Bahasa Inggris di tiga kampus sekaligus di Pekalongan, Jawa Tengah. Namun, bayangan akan kehidupan di Amerika membuat saya tak selera makan (bohong banget) dan mandi (bener banget). Saya kembali melamar beasiswa S2 ke Amerika melalui program Fulbright yang dikelola juga oleh AMINEF, dan karena Obama terpilih kembali menjadi Presiden AS, saya juga kena getahnya.

“Ngapain ke Amerika kalau cuma belajar sastra?” tercetus dari seorang kenalan saat aku bilang akan berangkat lagi ke sana.
“Ngapain belajar sastra Amerika di Indonesia?” jawab saya sekenanya.

Dan Alhamdulillah, sekarang impian saya kembali tercapai, belajar sastra di Central Michigan University. Jangan ditanya bagaimana rasanya kuliah S2 di sini. Tugas bacaan dan menulis setia menanti sejak minggu pertama kuliah hingga ujian semester. Meski berat, tapi saya jalani dengan senang hati. Karena kali ini, saya tak lagi sendiri, tetapi ditemani suami yang manisnya bagai gulali.


Di depan Capitol yang pucuknya sedang diperbaiki, makanya terlihat berduri

So, what are you waiting for? Segera tutup facebookmu dan kejarlah mimpimu!

Good luck!
Artikel Terkait

4 komentar :

  1. Sangat menginspirasi... Thanks, Mom... :)

    BalasHapus
  2. Mbak, apakah ada yang tahun angkatan Mbak alumni UII yang lolos di AMINEF? kalau ada jurusan apa? maaf kepo mbak hhe

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya ga hafal seluruh grantee, tapi seingat saya ga ada..ato mungkin saya yang ga kenal.

      Hapus