Dahulu kala,
di sebuah kampung sunyi terpencil, seorang anak kecil bermimpi ke Amerika
karena ia mendengar bahwa Backstreet Boys dan Britney Spears berasal dari sana.
Sontak saja ia berdoa dan berdoa pada Tuhan, entah bagaimana caranya agar ia
bisa hinggap di Amerika. Dan, dengan cara yang ajaib dan perlahan, gadis kecil
dekil itu bisa menjejakkan kakinya di negeri yang dipimpin Obama itu sampai dua
kali. Ya, dua kali! Tiap kali Obama terpilih jadi presiden, tiap kali itu pula
ia ke Amerika, dan mengunjungi rumahnya (meski cuma sampai batas pagar White
House saja).
udah malem, Obama dah bobok. Kalo pagi, mungkin dia keliatan lagi nyapu halaman. |
Dan..gadis kecil itu sekarang berubah menjadi wanita tembem bernama Imas Istiani, alias saya. Saya pertama kali ke Amrik melalui program beasiswa Global Undergraduate Program 2009/2010 yang dikelola AMINEF selama 10 bulan. Bersama 9 peserta lainnya dari seluruh Indonesia, kami diberangkatkan sendiri-sendiri karena ditempatkan di kampus yang berbeda. Saya sendiri ditempatkan di Humboldt State University, California. Kampus kecil yang terletak di daerah yang begitu asri dan indah dengan pepohonan besar, tinggi dan kuno, hampir mirip dengan lokasi film Twilight. Sejak pertama kali menjejakkan kaki, hingga harus hengkang dari sana, saya tak berhenti bersyukur karena mendapatkan kesempatan untuk belajar dan menimba ilmu sebanyak-banyaknya (sekaligus jalan-jalan sesering mungkin).
Terpaksa maen ke Disneyland, biar adikku yang cewek ngiri, heheh |
Pepohonan tua nan tinggi, cocok untuk para vampir ganteng. Cullen..aku siap dimangsa niiiih.... |
Secara
akademis, saya merasa puas karena bisa mengakses perpustakaan nyaman yang buka
hingga jam 2 malam, dosen-dosen yang professional dan terbuka, teman-teman yang
begitu ramah dan menyenangkan, dan tugas-tugas menumpuk yang harus dikumpulkan.
Di luar dunia akademis, saya beruntung bisa mengukir labu Halloween, mencecap
salju, menapaki Hollywood, menyentuh patung Liberty, berkunjung ke (pagar)
rumah Presiden Obama dan tersesat di belantara kota New York.
Contoh anak yang berbakti..selalu membawa foto Bapaknya. |
Pengalaman
belajar di Amerika juga membantu saya untuk menapaki dunia kerja yang
sebelumnya terlihat mustahil di mata saya. Selesai kuliah, saya diterima kerja
di Trans7 di program Bukan Empat Mata. Selepasnya dari Trans7, saya mendapat
amanat mengajar Bahasa Inggris di tiga kampus sekaligus di Pekalongan, Jawa
Tengah. Namun, bayangan akan kehidupan di Amerika membuat saya tak selera makan
(bohong banget) dan mandi (bener banget). Saya kembali melamar beasiswa S2 ke
Amerika melalui program Fulbright yang dikelola juga oleh AMINEF, dan karena
Obama terpilih kembali menjadi Presiden AS, saya juga kena getahnya.
“Ngapain ke
Amerika kalau cuma belajar sastra?” tercetus dari seorang kenalan saat aku
bilang akan berangkat lagi ke sana.
“Ngapain
belajar sastra Amerika di Indonesia?” jawab saya sekenanya.
Dan
Alhamdulillah, sekarang impian saya kembali tercapai, belajar sastra di Central
Michigan University. Jangan ditanya bagaimana rasanya kuliah S2 di sini. Tugas
bacaan dan menulis setia menanti sejak minggu pertama kuliah hingga ujian
semester. Meski berat, tapi saya jalani dengan senang hati. Karena kali ini,
saya tak lagi sendiri, tetapi ditemani suami yang manisnya bagai gulali.
Di depan Capitol yang pucuknya sedang diperbaiki, makanya terlihat berduri |
So, what are
you waiting for? Segera tutup facebookmu dan kejarlah mimpimu!
Good luck!
Artikel Terkait
Sangat menginspirasi... Thanks, Mom... :)
BalasHapusyou are very welocme, dila..
HapusMbak, apakah ada yang tahun angkatan Mbak alumni UII yang lolos di AMINEF? kalau ada jurusan apa? maaf kepo mbak hhe
BalasHapussaya ga hafal seluruh grantee, tapi seingat saya ga ada..ato mungkin saya yang ga kenal.
Hapus